Menentukan tujuan, lanjut atau pisah saat tawaran komitmen memiliki perbedaan (notes edisi special ke- 700)

Sudah kesekian kalinya saya pernah menjalin hubungan yang sudah masuk dalam tahapan serius, namun semuanya itu kandas begitu saja. Ada banyak permasalahan yang timbul karena memang disadari ataupun tidak, setiap orang itu memiliki pola pikir yang berbeda. Dan perbedaan tersebut tidak bisa kita paksakan, apalagi kepada pasangan kita. Ada banyak hal yang nggak bisa kita paksakan di dunia ini, salah satunya adalah masalah percintaan.Kita nggak bisa memaksakan sebuah hubungan jika keduanya nggak memiliki tujuan yang sama. Kita ingin begini, dia ingin begitu. Nggak akan menemukan titik terang jika nggak ada kompromi satu sama lain.
Salah satu contoh pengalaman pribadi saya saja deh, salah satu hal dimana kita nggak bisa memaksakan kehendak adalah saat kita sudah mencoba serius menjalani komitmen dan dia belum menginginkannya. Kita punya tujuan saat hubungan sudah berjalan cukup lama. Sayangnya, yang menjadi tujuan kita sama sekali tidak ada dalam benak pasanganmu. Mungkin saja ada, cuma waktunya nggak sesuai dengan dia.
Anggaplah, kita punya rencana untuk menikah sekitar satu tahun lagi karena kita pikir sebagai pria, kamu sudah mapan dalam segi finansial. Kita utarakan niat itu dan sialnya pacar kamu bilang :
"Waduh, aku belum mau nikah dalam waktu dekat ini. Masih ada rencana yang belum tercapai. Masih mau blablabla masih mau coba ini dan itu".
Mungkin beberapa di antara pria langsung berpikir : "Nggak apa-apa aku bisa nunggu kamu mau untuk nikah".
Jika iya, wah kamu kamu memang pria yang baik sekali ya. Mau menunggu wanita yang belum ketahuan kapan siapnya untuk membangun sebuah kata "komitmen". Disini ceritanya bahwa Kamu adalah pria baik yang akan menunggu wanita, padahal jelas-jelas si dia nggak akan mau nikah dalam waktu dekat, misalnya. Tapi apakah pernah terlintas dalam benak kalian jika itu hanyalah sebatas alasan saja? Yah, sebuah alasan sebagai kalimat penolakan atas keinginan mulia tersebut. Ada baiknya kita antisipasi hal ini sedini mungkin. Agar kita siap dengan segala kemunginan yang terjadi.
Tapi, apa benar dengan begitu kamu harus mengorbankan tujuan kamu hanya demi seseorang yang nggak memiliki misi yang sama dengan kamu? Bahkan demi seseorang yang memang tidak ingin menghabiskan sisa masa hidupnya dengan bersamamu?
Coba pikirkan sejenak. Dan hal inilah yang juga saya gunakan untuk masalah saya beberapa waktu yang lalu.
Kamu dan dia adalah dua orang yang berbeda yang memiliki tujuan masing-masing. Kamu punya tujuan untuk bisa membangun rumah tangga satu tahun lagi. Sedangkan si wanita ingin mendapatkan jenjang karier yang bagus dulu sebelum akhirnya menikah.
Jelas perbedaannya?
Apakah memaksakan kehendak akan semudah itu? Apakah dengan menunggu dia (dengan waktu yang nggak pasti) maka tak akan menimbulkan masalah? Kamu ingin serius membangun sebuah hubungan, sedangkan pasangan kamu sedang asyik membangun karier untuk masa depannya.
Kalau menurut saya, lebih baik jalankan apa yang menjadi tujuan kamu saat ini. Jangan membuang waktu hanya karena dia nggak lagi sepaham dengan kamu. Sudah paham maksudnya kan? :)
Begitupun dengan Anda yang merasa wanita. Jika kamu adalah wanita yang memiliki banyak rencana dan menikah "bukanlah" salah satu bagian dari rencana kamu, maka biarkan dia mendapatkan wanita lain. Kalau kamu nggak bisa mewujudkan semua rencananya, maka sebaiknya kamu biarkan dia dengan orang yang bisa mewujudkan semua tujuannya. Terdengar adil bukan?
Jangan membiarkan dia menghabiskan waktunya hanya untuk menunggu kamu. Apalagi jangan memaksakan hal yang memang nggak sesuai dengan hati kamu, contohnya mengatakan mau menikah hanya karena nggak mau membuat dia kecewa atau hanya karena kamu belum bisa membiarkan dia dengan wanita lain. Rasanya sungguh ngga adil bukan?
Itu baru tentang satu uji alasan untuk masalah, yaitu tentang karier. Ada lagi yang lainnya seperti tentang ingin membahagiakan orang tuanya -lah, yang ingin bisa nyekolahin adiknya -lah dan -lah.. -lah.. -lah.. -lah.. -lah.. -lah.. -lah.. -lah.. -lah.. -lah.. -lah.. -lah.. -lah.. -lah.. -lah.. -lah.. -lah.. Yang lainnya. Belum lagi tentang alasan yang masih ngarepin mantannya. Wkwkwkwkwkwk.. Kayaknya kalau untuk alasan yang terahir ini terungkapkan, sudah cukup pantas untuk segera menghapus dirinya dari kehidupan Anda.
Kalau kalian menemukan kasus-kasus yang sesuai tema postingan ini di lingkungan kalian dan belum saya sebutkan di atas, silakan share di comment box! Makasih banyak!
Demi kemajuan kita semua segeralah bergabung bersama kami di Fans Page :Broken Heart Survival Guide, untuk mendapatkan materi-materi berkualitas lainnya untuk sebuah infestasi besar dalam hidup Anda.

Indahnya berbagi cerita dan cinta terhadap orang lain seperti Anda.

Salam revolusi cinta
#inmemorial : "AR". You're my inspiration in many think.

0 Response to "Menentukan tujuan, lanjut atau pisah saat tawaran komitmen memiliki perbedaan (notes edisi special ke- 700)"

Post a Comment