“Mental
yang baik itu dianalogikan seperti seorang penjahit. Setiap kali
pelanggan datang menjahitkan baju, saat itu juga penjahit mengambil
ukuran badan pelanggan. Tidak peduli berapa sering pelanggan datang.”
Artinya
apa? Perubahan itu pasti, yang tidak pasti itu tendensi arah perubahan,
bisa ke arah yang lebih baik atau sebaliknya. Perubahan itu tidak bisa
ditolak walau pun batin sebisa mungkin menolaknya.Maka biasakanlah diri
dengan perubahan. Lantas, kenapa kadang perubahan begitu menakutkan?
Jangan salah kaprah dulu, tidak ada yang salah dengan perubahan.
Perubahan terasa hampa bahkan menyakitkan jika tidak sesuai dengan
harapan, baik harapan yang mungkin kita pendam diam-diam dalam hati atau
pun terang-terangan, maka nggak salah juga jika ada istilah “hoping is
the best way to get hurt”. Jadi, berharap itu sesuatu yang salah dan
harus dihindari?
Tidak selalu, kita manusia hidup di antara masa
lalu dan harapan. Hari ini tidak ada tanpa masa lalu, jika kita nggak
punya harapan buat apa kita hidup? Anak panah tidak akan melesak dari
busurnya tanpa sasaran bukan? Sama saja, apa kita benar-benar “hidup”
tanpa harapan, target dan keinginan di masa depan. Manusiawi, pasti
semua manusia bermimpi dan berharap, bahkan desiran dalam hati bisa
menjadi harapan. Kenyatataan bisa saja membuat harapan yang awalnya
manis menjadi sangat menyakitkan, maka kita perlu tameng untuk dijadikan
sistem pertahanan diri kita agar tidak mudah hancur karena harapan yang
dibuat sendiri, tameng itu adalah rasionalitas. Ya, bahkan dalam
berharap dan bermimpi pun rasionalitas harus dilibatkan. Tentu setiap
anak panah yang dilepas dari busurnya diharapkan akan menemui sasaran
bukan?
Tapi rasanya hal itu tidak masuk logika jika anak panah
dilepaskan dari Jakarta sedangkan sasarannya ada di Surabaya. Lalu,
dimana fungsi hati nurani? Melibatkan rasonalitas dalam berharap bukan
berarti menghilangkan suara hati, atau orang jaman sekarang biasa
menyebutnya “feeling”, perasaan yang yakin akan sesuatu akan terjadi
atau tidak, entah dari mana asalnya perasaan itu. Seperti pepatah,
biarkan otak yang mempertimbangkan semuanya, tapi biarkan hati yang
mengambil keputusan.
Apa yang tidak berubah? Bahkan saat aku
mengitik huruf per huruf tulisan ini, sesuatu yang berharga yang sering
terlupakan juga berubah, waktu. Setiap kepala mempunyai reaksi yang
berbeda dalam menilai setipa perubahan. Mentalitas manusia dibagi
menjadi dua macam dalam melihat perubahan, fixed mind dan growth mind.
Kalau boleh minjem istilah anak muda generasi saat ini, fixed mind bisa
diartikan dengan istilah “gagal move on”, gagal move on di sini tidak
selalu berkaitan dengan masalah asmara atau cinta-cintaan ABG jaman
sekarang.
“Gagal move on” bisa diartikan stagnan, melihat dunia
dalam bentuk yang pakem dan sama dari waktu ke waktu, tidak berubah.
Misal, jika saya adalah tipe seseorang tipe fixed mind dan ada teman
saya pernah melakukan satu kesalahan maka selamanya orang yang
bersangkutan salah di mata saya walaupun suatu ketika ia melakukan
sesuatu yang benar. Tidak ada jalan keluar lagi bagi teman saya tersebut
untuk berbuat benar karena dalam otak saya teman saya tersebut sudah
terpaten menjadi orang yang salah. Jika saya melihat seorang berjenggot
melakukan pengeboman rakyat sipil, maka semua orang berjenggot mempunyai
tendensi menjadi teroris, itu jika saya manusai bertipe mental fixed
mind.
Demikian juga saat saya menaruh harapan A, B, C, dan bla bla
bla terhadap seseorang, dan ternyata saat waktunya tiba semuanya tidak
seperti yang saya harapkan, maka saat seperti ini akan muncul
gejala-gelaja“gagal move on” tadi. Galau, mengharu biru dan….. ada yang
bisa menyebutkan lagi gejala gagal move on?
Sedangkan orang-orang
yang bertipe growth mind adalah mereka yang melihat dunia dalam dimensi
yang berbeda dari waktu ke waktu, mereka inilah yang dijuluki pemilik
mental penjahit , seperti istilah di awal tadi. Jika saya tipe orang
bermental growth mind, maka tak selamanya saya melihat teman yang pernah
membuat salah akan selamanya salah. Saya melihat dunia bergerak
dinamis, melihat orang lain berubah dari waktu ke waktu.
Jadi, salahkah aku jika aku tidak seperti diriku yang dulu?
Demi
kemajuan kita semua segeralah bergabung bersama kami di Fans Page
:Broken Heart Survival Guide, untuk mendapatkan materi-materi
berkualitas lainnya untuk sebuah infestasi besar dalam hidup Anda.
Indahnya berbagi cerita dan cinta terhadap orang lain seperti Anda.
Salam revolusi cinta
Home » Eex Ferrilianto
» Sekelumit tentang perubahan diri dan rasionalitas (perubahan, fixed mind dan growth mind)
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 Response to "Sekelumit tentang perubahan diri dan rasionalitas (perubahan, fixed mind dan growth mind)"
Post a Comment