Perbedaan logika pria dan emosi wanita (bagian dua selesai)


Kebanyakan wanita berpikir secara logika tapi bertindak secara emosi.
Bila anda perhatikan, seringkali apa yang mereka katakan dan lakukan itu bertolak belakang.
Saya belajar dari pengalaman pribadi saya yang sudah terlalu sering dan banyak bertanya pada mereka gimana sih caranya membuat wanita menyukai saya…lalu saya ikuti dan jalani semua jawaban dan petunjuk yang mereka beri, hasilnya nol. Tidak ada yang berhasil. Padahal mereka yang saya tanya bukanlah wanita sembarangan, mereka adalah para wanita yang berkelas , smart dan ‘level’ nya cukup tinggi.
Saya kasih contoh emosi itu bekerja dalam tindakan mereka … ada wanita menarik yang lagi hangout bareng teman-temannya, ketemu sama pria yang bisa dibilang average, pria itu menyapa dan mereka berdua sempat ngobrol kecil sebentar. Lalu wanita itu ditodong teman-temannya, “siapa tu? Gebetan elu ya?” Dengan cueknya dia bilang ” iiih .. Gak mungkin lah? Cowok kaya gitu sih gak masuk kriteria gue !” … tapi selang beberapa waktu mereka berdua pada akhirnya pacaran juga..!!? Nah disaat muncul pertanyaan kenapa? Kok mau jadian sama tu cowok? Wanita itu tidak bisa jawab…atau jawabannya tidak masuk akal dan berkesan sekenanya saja seperti “ya ga tau deh… udah telanjur sayang kali” hmmm…
Dari contoh tadi bisa dilihat bahwa wanita itu menjawab pakai logika tapi bertindak dengan menggunakan emosi. Dimana hasilnya antara kata-kata dan tindakan menjadi 2 hal yang berbeda, tidak singkron dan bertolak belakang. Bahkan banyak dari wanita yang smart dan berkelas … mereka juga melakukan hal yang bodoh secara logika, tapi menurut mereka pintar secara emosi.
Sebagai manusia, pada dasarnya kita bukanlah makhluk logika, kita semua makhluk emosi. Emosi datang lebih dulu sebelum logika berjalan. Setelah ada kejadian, barulah kita me-logika-kan kejadian itu.
Maksudnya gimana tuh?
Contoh sederhana adalah jatuh cinta, dimana itu merupakan bagian dari emosi. Biar bagaimana keadaan wanita idaman kita, meskipun dia sebenarnya tidak baik untuk kita dan sudah jelas dengan menggunakan akal sehat dan logika bahwa kita seharusnya tidak boleh jadian dengan dia … tapi kenyataannya kita semakin tertantang untuk mengejar wanita itu.
Karena kalau tidak kita akan merasa tidak nyaman, merasa sakit hati, atau bahkan merasaneedy. Anda tahu bahwa kata “merasa” adalah simbol dari emosi. Dan bila lingkungan sekitar kita yang berlogika menyarankan untuk menjauhi wanita itu pasti akan kita lawan dengan cara apapun. Kita akan membantah mereka dengan logika yang masuk akal menurut kita yang sebenarnya justru datang atas dasar emosi.
Contoh umum lain adalah rokok. Kita semua tahu bahwa merokok itu tidak baik, rokok itu merugikan, bisa membuat mandul, impotensi dll yang sudah tertulis di bungkusnya. Tapi bagi seorang perokok berat itu tidak jadi masalah. Dengan macam-macam alasan mulai mulut terasa tidak enak bila tidak merokok, pusing dan alasan aneh yang tidak masuk akal seperti,”ada juga tu kakek gue udah umur 90 th lebih, ngerokok terus, ga sakit dan malah sehat, segar bugar aja dia.” See… emosi datang dulu dan kita akan membantah dengan berbagai alasan untuk mengubah emosi itu jadi logika!
Karena itulah pria harus benar-benar pandai mengikat emosi wanita idaman nya untuk bisa membuat mereka tertarik dan terpikat.
Nah terus gimana kalau wanita yang kita incar itu masih tergolong labil? Kemarin pas ngobrol seru banget dan kayaknya tertarik sama kita, eh hari ini udah berubah kalau ditanya jawabnya pendek , sms / telp sering tidak ditanggapi. Itu berarti yang anda bangun adalah emosi sementara saja. Sedang kan yang saya maksud untuk anda kembangkan pada wanita idaman anda adalah emosi yang full yang benar-benar ke arah jatuh cinta dan bukan sekedar emosi yang bisa terpengaruh mood.
Lalu bagaimana dengan logika. Bukankah bila kita memikat wanita lewat pemikiran logic mereka, bisa membuat posisi kita lebih stabil daripada harus memperjuangkan emosi mereka yang cenderung berubah-ubah tergantung mood? Nope! That’s wrong!
Kenapa?
Karena tetap saja meskipun kita bisa meyakinkan wanita secara logika tapi mood nya tidak ada, maka tetap saja dia akan memutuskan berdasarkan mood dan emosi nya. Dan hal ini tidak hanya berlaku pada wanita tapi juga pada pria. Seperti yang sudah saya sampaikan sebelumnya bahwa pada dasarnya kita manusia adalah makhluk emosi.
Sama halnya dengan persahabatan.
Hubungan pertemanan dibangun sepenuhnya atas dasar emosi. Nah bila anda punya teman yang sudah cukup dekat dan cocok, lama kelamaan menjadi akrab dan terbangun hubungan emosi diantara kalian yang menjadikan kalian sahabat dekat.
Sebagai sahabat dimana hubungan emosi kalian sudah terjalin baik, mereka pasti akan membela anda bagaimanapun situasinya, entah anda benar atau memang anda salah. Sebagai sahabat mereka akan tetap memberi dukungan pada anda walaupun seringkali akhirnya yang seharusnya benar jadi salah, dan yang salah bisa jadi benar.
Semakin jelas bahwa (bisa dibilang) emosi lebih powerful daripada logika.
Demi kemajuan kita semua segeralah bergabung bersama kami di fans page :broken heart survival guide, untuk mendapatkan materi-materi berkualitas lainnya untuk sebuah infestasi besar dalam hidup anda.
Indahnya berbagi cerita dan cinta terhadap orang lain seperti anda.
Salam revolusi cinta

0 Response to "Perbedaan logika pria dan emosi wanita (bagian dua selesai)"

Post a Comment