Kehancuran konsep ketika cinta telah menjadi sebuah "kebutuhan" bukan sebagai pilihan (review wall walking)

Belakangan ini selama saya sakit, tak banyak yang bisa saya lakukan saat online account facebook, mau main game males, mau bikin status juga males, yah akhirnya cuma melakukan kebiasaan lama saya "wall walking" alias melihat wall profile dari teman-teman saya. Hasil dari wall walking terhadap nominal 4500an lebih teman yang ada di list, saya jadi bisa melihat bagamana kehidupan orang lain berjalan, saat seseorang menuliskan status real mereka disaat yang sama pula saya bisa mempelajari karakter dari orang tersebut, dan secara tidak langsung saya juga bisa mengerti bagaimana orang-orang diseputar kehidupannya memperlakukan dirinya. Sebenarnya banyak yang bisa dipelajari dari hal tersebut, kadang membaca komentar pun kita sekilas bisa memberikan nilai terhadap seseorang. Saat W2 saya banyak menemui beberapa status seperti ini "Saya tidak mungkin bahagia dan menjadi manusia seutuhnya kalau saya tidak bisa dicintai oleh cewek/cowok", "Hidup ini perlu menemukan cinta abadi, jika tidak hidup ini akan sia-sia".
Memang tidak seekstrim itu bahasanya, cuma itulah yang bisa saya artikan, tapi didalam hati seorang yang butuh cinta pasti terbesit pemikiran-pemikiran seperti itu. Kebutuhan akan cinta untuk membuat perasaan jadi bahagia artinya seseorang itu ketergantungan dengan cinta. Tapi koq kesannya jahat amat yah... Pasti iya.. Lho memang kenapa bisa seperti itu? Sebab Anda tidak bertanggung jawab terhadap perasaan Anda pribadi. Jadi mirip sama junkie, yang butuh drugs untuk membuat mereka merasa lebih baik. Saya akan menggunakan term love lunkie
(ketergantungan terhadap cinta)
Love junkie punya tabiat yang buruk, yakni cinta adalah kebutuhan bukan sebuah pilihan. Ada beberapa kawan di facebook yang tipe Love junkie seperti ini, jadi mereka menyatakan bahwa adanya orang yang dicintai akan memberikan perasaan aman, alasan hidup, serta bahkan alasan meneruskan hidup. (agak-agak lame bukan), tapi yah mau gimana lagi, seiring makin menye-menye nya lagu-lagu musisi indonesia seperti ST12, noah dan kangen band. Otomatis akan semakin banyak pula orang terjebak dalam pola pikir love junkie seperti ini. Kembali ke topik, pola pikir ini akan membuat seorang love junkie minta diperhatikan secara amat sangat. Minta ditelpon satu jam sekali, kalo nggak ketemu sehari aja, bisa ngomel. Bayangkan betapa sesak dan tersiksa pasangannya tersebut. Kecuali pasangannya sama-sama love junkie yang memandang cinta sebagai sebuah kebutuhan. Malahan ada seseorang dimasa lalu saya yang menganggap cinta adalah sebagai alat pemenuh kebutuhan. Jadi siapapun orangnya yang bisa memenuhi kebutuhan hidupnya akan dia cintai. Bukankah hal tersebut seperti menjadikan cinta hanya sebatas status sosial saja?

Jadi bagaimana donk agar kita tidak menjadi love junkie, gampang aja, yaitu dengan mengembangkan kapasitas untuk bisa untuk bisa bahagia walaupun sedang sendiri (seperti saya saat ini.. Wkwkwkwk..). Seorang yang punya cara pandang sehat terhadap cinta, pasti merasa dirinya tidak harus mencintai atau dicintai untuk bisa merasakan kebahagiaan. Mencintai adalah membagi kebahagian. Mood dan perasaan orang ini juga tidak naik turun sesuai dengan belas kasihan orang yang Anda cintai (pasti berpengaruh tapi tidak banyak). Tentu saja kalau Anda tidak mengerti pernyataan ini, Anda pastilah love junkie :P
namun guys.. Yang jadi masalah sekarang ini adalah kebanyakan orang sulit membedakan antara mandiri dan kesepian. Sama-sama sendirian sih, tapi jelas beda kan
.
Begini, banyak sekali orang yang berlagak mandiri tapi sebenernya kesepian. Sebenernya kebohongan itu pasti kecium kok. Ingat 90% komunikasi manusia berasal dari komunikasi non verbal. Sehingga orang yang "merasa" kesepian sebetulnya adalah orang yang love junkie, tapi berlagak sendiri. Nah Anda pasti bisa merasakan ada yang aneh dari orang-orang seperti ini, karena mereka memancarkan perasaan negatif seperti marah penyesalan yang muncul dari kekurangan cinta dari lawan jenis disekitar Anda.

Solusi dari masalah kita kali ini adalah : mulai mengembangkan kapasitas / kualitas untuk mencari kebahagiaan dari diri sendiri. Kalau bisa melakukan hal ini, Anda akan merasa hidup baik ketika berpasangan atau ketika hidup sendiri. Karena sendiri tidak sama dengan merana. Coba diinget lagi, banyak hal menarik yang bisa dikerjakan sendiri, misalnya, baca buku, main game online, makan es cream coklat. Anda tidak perlu orang disekitar Anda untuk merasakan kebahagiannya kan? Yang ingin saya tekankan disini, banyak sekali kebahagian di sekitar pembaca. Anda tidak perlu menjadi jove junkie, untuk mendapatkan kebahagian.
Demi kemajuan kita semua segeralah bergabung bersama kami di Fans Page :Broken Heart Survival Guide, untuk mendapatkan materi-materi berkualitas lainnya untuk sebuah infestasi besar dalam hidup Anda.

Indahnya berbagi cerita dan cinta terhadap orang lain seperti Anda.


Salam revolusi cinta

#silahkan share jika Anda suka

0 Response to "Kehancuran konsep ketika cinta telah menjadi sebuah "kebutuhan" bukan sebagai pilihan (review wall walking)"

Post a Comment