Masih pusing memikirkan cinta? Apakah cinta itu memang hal yang susah? (curhatan penulis terhadap realita yang terjadi)

Saat kita sedang duduk diam biasanya ada saja yang sempat terlintas dalam benak pemikiran kita. Entah itu kejadian yang baru saja dialami, ataupun membayangkan sejadian yang ingin kita alami / lakukan. Namun sebenarnya disaat-saat seperti itulah kinerja otak kanan kita sangat aktuatif. pengembangan-pengembangan teori ataupun perilaku bisa saja ditentukan dan dilakukan melalui hal ini. Begitu pula halnya dengan saya pribadi. Selama perjalanan hidup saya selama ini dan selama itu pula saya mengenal apa itu cinta, setidaknya dari sudut pandang dan dari pemikiran, saya sudah bisa berhasil mengidentifikasi setidaknya dua potensi sumber kebahagiaan terbesar bagi seorang manusia. (setidaknya dengan segala keterbatasan akal manusia yang ada).
Kedua potensi itu adalah bekerja (produktif dan menghasilkan tentunya) dan segala sesuatu yang menyentuh hal-hal romantis (seksual terserah pada mau ngaku apa masih mau munafik) atau cinta.

Melalui penggunaan akal budi yang produktif, manusia memiliki kontrol atas eksistensinya serta berbagai pengalaman. Entah pengalaman akan kebanggaan terhadap keberhasilan bekerja ataupun cinta. Dengan cinta manusia meraih pengalaman paling membahagiakan karena memperkuat eksistensinya (minimal ada seorang yang mengakui bahwa dirinya berharga) hasil pekerjaanya menjadi bermakna bagi orang yang mengakui eksistensinya.

Pengalaman cinta sebagai kebutuhan psikologis mendasar, membuat kebutuhan adanya manusia lain yang bisa dihargai, dikagumi dan berinteraksi melalui intelektual dan emosional secara hangat dan memuaskan. Tapi dari mana sebetulnya akar dari kebutuhan akan kehadiran orang lain? Apakah semata-mata Pengalaman cinta adalah kebutuhan psikologis yang manifestasi fisiknya adalah relasi seksual.

Mengapa orang termotivasi untuk menemukan manusia lain yang dirinya nilai layak dicintai? Hampir semua orang menganggap keinginan manusia untuk bersama, persahabatan, cinta, sebagai ciri primer dalam berperilaku sebagai makhluk dengan akal budi. Kebanyakan orang menggunakan penjelasan bahwa manusia punya "naluri" bersahabat. Tapi penjelasan melalui naluri adalah perangkat untuk menyembunyikan ketidaktahuan. Psikolog dan ahli jiwa yang lain sampai saat ini dan tidak memberikan kontribusi apa-apa untuk pemahaman kita tentang subjek cinta. Bahkan pada jaman dimana bukan lagi Blackbarry yang sempat tenar pada jaman dahulu kala, namun Android dan iphone ditiap genggam manusia, cinta tetap menjadi misteri.

Kalau diliat dari interaksi sosial, manusia jelas tertarik dengan orang lain yang memiliki pola pikir, nilai, ketertarikan yang sama. Tentu saja, kesamaan membuat seseorang memiliki perasaan yang tumbuh seperti kedekatan kebutuhan untuk bertemu dengan orang yang mirip secara karakter dan nilai-nilai yang dianut. Hal ini tentu akan memperkuat eksistensinya sebagai manusia. Tapi bagaimana dengan dua orang yang sangat berbeda, namun dengan cinta menjadi saling melengkapi?

Banyak pertanyaan lagi dalam kehidupan pribadi saya, dan tentunya bagi pencari makna cinta, sangat sulit untuk menentukan apa cinta itu. Jadi pada dasarnya saat ini saya bukan berlagak sebagai sekumpulan psikolog yang merasa dirinya mampu memahami cinta. Namun saat ini saya sedang berusaha memahami cinta lewat kasus-kasus dan pemikiran-pemikiran yang datang kepada saya dan menuliskan kembali sebagai upaya meninggalkan jejak dalam eksplorasi otak dan experience dalam memahami cinta.
Mungkin pencarian makna cinta adalah pencarian eksistensialisme yang setara dengan pencarian makna hidup. Hal ini bisa terjadi akibat sejak manusia menjadi motor dari perilakunya sendiri, konsep tentang dirinya sendiri adalah hasil karyanya. Manusia jadi sutradara dari motivasinya, kehendaknya dan kebutuhan akan pengalaman yang ingin dialaminya dalam dunia nyata. Sebagai manusia berakal budi dan memiliki ruang eksistensinya, tidak mungkin ada pengalaman hidup yang komplit, kalo tidak ada pengalaman tentang cinta. Apalagi karena cinta adalah salah satu sumber kebahagian terbesar manusia segalanya menjadi makin rumit.

Seandainya cinta bukan permasalahan eksistensial manusia, pasti segalanya akan menjadi lebih mudah bagi kita semua.
Demi kemajuan kita semua segeralah bergabung bersama kami di Fans Page :Broken Heart Survival Guide, untuk mendapatkan materi-materi berkualitas lainnya untuk sebuah infestasi besar dalam hidup Anda.

Indahnya berbagi cerita dan cinta terhadap orang lain seperti Anda.


Salam revolusi cinta

#silahkan share jika Anda suka

0 Response to "Masih pusing memikirkan cinta? Apakah cinta itu memang hal yang susah? (curhatan penulis terhadap realita yang terjadi)"

Post a Comment