Ketika hati ingin bicara jujur tentang cinta bagi diri sendiri (permasalahan diri : bagian kedua/selesai)

Hujan setiap harinya selalu membawa keindahan pelangi, sepeti pagi ini, pelangi itu menemani saya untuk menuliskan beberapa kata untuk Anda. Segelas kopi dan beberapa buah qurma menemani pagi yang sangat penuh energi ini. Beberapa hari yg lalu saya sudah membahas masalah kejujuran dalam dunia percintaan, dan notes kali ini adalah lanjutan dari yang sebelumnya, jadi apabila Anda belum membaca yang sebelumnya, silahkan buka profile saya di facebook agar bisa nyambung dengan apa yang ingin saya tuliskan saat ini. Disadari atau tidak, banyak orang dalam lingkungan kita yang merasa sok optimis memandang hubungan cinta itu indah dan bahagia asal diusahakan berkata bahwa melihat cewek dan cowok jika berasal dari planet lain merupakan hal yang buruk.

Padahal tujuan adalah menerima perbedaan secara tulus maka membuat ruang buat "mutual understanding" banyak orang diseputar kehidupan pribadi saya menyatakan bahwa hal itu mah memang agak-agak masokis, ngapain juga usaha kalo nggak ngerti perbedaan dan mau mengambil semua perasaan tersiksa semata-mata atas nama cinta.
Fuih.. Padahal takut kehilangan tuh dasarnya, makanya mau ambil resiko segitu jauh.

So well, saatnya kembali ke topik. Pada notes sebelumnya saya tampilkan perbandingan antara pangeran pembunuh naga dan si kodok itu adalah kenyataan mayaoritas paradigma yang ada di kepala cowok untuk urusan cinta. Terus apa kira-kira isi hati perempuan? Ini dia masalahnya.. Sepanjang sejarah manusia, pria itu tidak mengerti perempuan dan ironisnya pria tidak pernah tahu kenapa mereka tidak mengerti perempuan.

Karena tidaktahuan membawa ketakutan terhadap perempuan. Pria takut sama perempuan? Liat fakta sejarah bahwa berapa ratus ribu wanita mati di tiang pembakaran jaman medieval dulu? Pria takut akan wanita saat itu jika mereka berbuat sesuatu yang diluar kewajaran. Mereka dituduh "menyihir" untuk memperoleh keinginan mereka. padahal pria-pria berkuasa jaman itu semata-mata tidak memahami perempuan.

Pengalaman sejarah yang memarjinalkan (mengesampingkan) perempuan membuat perempuan untuk berhati-hati dalam segala perilakunya. Tentu saja perilaku yang menjurus ke masalah seksual. Kenyataan pahit bahwa komunitas kita "Indonesia" paling suka menyalahkan korban. Saya sempat bekerja di sebuah organisasi yang ngurusin masalah korban perkosaan, mereka (korban perkosaan) ibarat jatuh ketimpa tangga. Sudah diperkosa, terus malahan disalahin sama masyarakat, termasuk polisi karena dituduh menggoda. Makanya perempuan itu ekstra hati-hati ama urusan seksual. Kenyataanya sih, mereka sama butuhnya kok sama cowok. Seperti dibahas kemaren di bagian pertama bahwa perempuan sudah terasah perasaan emosionalnya maka mereka juga peka banget ama omongan orang lain terhadap dirinya. Mereka hati-hati sekali jangan sampai dibilang murahan. Padahal apa sih salahnya untuk jujur sama dorongan sendiri? Cap masyarakat, sangat berpengaruh buat perempuan. Berhubung perilaku seksual mengundang stigma negative, mereka cari aman saja. Namun, mereka juga butuh seks maka perempuan berusaha memperoleh rasa aman dulu dari pasanganya sebelum bisa memberikan seks.

Pernikahan adalah suatu kondisi paling aman bagi perempuan untuk memberikan seks. Jangan heran kalau perempuan selalu minta dinikahi, padahal buat kita "mengawini" saja sudah cukup kan. Nah kita sebagai cowok yang kebat-kebit karena ribet memahami, ada sebuah pemikiran buruk disini : kenapa juga harus susah payah melewati ujian yang diberikan oleh cewek biar mereka mau kita ajak ke kasur.

Itu salah satu alasan mengapa perempuan takut untuk buru-buru menanggalkan bajunya untuk kaum adam ini. Selain itu secara struktur otak kita berbeda, maka penghayatan emosional kita pasti berbeda. Anda tentu paham mengenai otak kanan dan otak kiri? Otak kiri lebih fokus pada rasio dan otak kanan urusan emosional. Yang membedakan pria dan wanita adalah jembatan antara otak kiri dan kanan lebih besar di wanita. Akibatnya dalam merespon suatu kejadian, emosi perempuan lebih mudah terpicu. Beda ama pria yang perlu situasi yang sangat besar dulu baru muncul reaksi-reaksi emosionlanya. Terus apa urusannya sama seks.

Jelas erat, cewek menikmati seks kalo otak kiri dan kanan mendapatkan stimulasi yang seimbang, sedangkan cowok. Baru bisa terstimulasi otak kanannya setelah orgasme. Makanya kalau mau jujur, kita baru bisa merasakan sayang banget sama pacar kita setelah afterplay. Cewek perlu dirangsang dua hal, perasaannya dan tubuhnya, cowok, kita baru bisa merasa setelah terangsang.

Tujuan saya dalam menuliskan ini untuk membuat pembaca menyadari bahwa kita berbeda. Nah sekarang kita mau menanggapi perbedaan ini layaknya seorang pangeran pembunuh naga, atau si kodok? (baca bagian pertama) jika Anda merasa bahwa pangeran pembunuh naga lebih sesuai dari diri Anda, ya tidak perlu repot-repot untuk mencoba menghayati perasaan perempuan, Anda tinggal berlatih lebih keras lagi, cari kuda yang lebih keren, cari pedang yang lebih tajam. Kalau Anda sang kodok, maka mau nggak mau Anda harus mulai mengasah kepekaan emosional yang Anda miliki.

Beberapa kasus yang pernah saya tangani dan ini harus diakui, seks yang paling indah, jika dilakukan dengan perasaan yang dalam. Kenapa sang pangeran pembunuh naga akan selalu berkelana kesana kemari? Karena dia sebetulnya merasakan kekosongan yang dimiliki oleh sang kodok. kekosongan yang utama bahwa dia merasakan kesendirian.

Seks yang hebat adalah yang mampu membuat seseorang (cewek dan cowok) merasa dirinya nyaman, damai, diinginkan, diakui, disayang dan yang terpenting merasa dirinya ada sebagai individu) itu dapat Anda cari di dalam diri Anda bukan di luar diri Anda.
Karena itu segeralah menikah untuk mendapatkan hal ini.
Seribu wanita tak akan pernah cukup buat si pangeran, tapi karena si kodok mampu menerima dirinya secara penuh dan menemukan keindahan dalam dirinya maka satu tuan putri yang secara ikhlas menerimanya sudah sangat cukup membahagiakan.

Pertanyaan terakhir yang Anda harus jawab jujur... Apakah yang Anda cari dalam hubungan pria dan wanita?

Apapun jawaban Anda, saya yakin jika memang bertujuan untuk membuka hati sang wanita maka persiapkan diri Anda sebaik mungkin, tapi jika tujuan Anda hanya ingin membuka celana dalamnya saja, bersiaplah untuk menjadi pecundang seumur hidup Anda. Cam kan hal ini.. !!
Demi kemajuan kita semua segeralah bergabung bersama kami di Fans Page :Broken Heart Survival Guide, untuk mendapatkan materi-materi berkualitas lainnya untuk sebuah infestasi besar dalam hidup Anda.

Indahnya berbagi cerita dan cinta terhadap orang lain seperti Anda.


Salam revolusi cinta

#silahkan share jika Anda suka

0 Response to "Ketika hati ingin bicara jujur tentang cinta bagi diri sendiri (permasalahan diri : bagian kedua/selesai)"

Post a Comment