Masih percaya pada kekuatan Long Distance Relationship? (penilaian dari sisi kelemahan LDR terhadap kekuatan chemistry)

Dalam banyak hal yang terdapar dalam dunia romansa, dari hal yang terkecil sampai yang terbesar. Salah satu yang bisa kita kategorikan sebagai sebuah masalah yang pelik atau besar adalah pacaran jarak jauh. Diantara nilai kalkulasi 9 dari 10 hubungan jarak jauh selalu kandas. Begitulah banyak statistik yang meneliti tentang hubungan romansa berkata. Nyatanya, masih juga banyak orang yang mengelak atau bahkan seraya ingin membuktikan bahwa hubungan jarak jauh tetap akan berhasil dengan memercayai dengan teguh bahwa LDR adalah baik-baik saja.

Long Distance Relationship atau lebih sering dieja LDR (baca : el de er). Ya, sayapun pernah menjadi praktisi hubungan penguras emosi tersebut. Dan kala itu, di alam logika yang berbaur emosi, saya merasa ingin membuktikan bahwa kenyataan tentang LDR adalah sebatas ilusi orang-orang saja. Dalam perjalanannya, hubungan jarak jauh yang saya alami lebih banyak dipenuhi dengan kecamuk, rasa takut kehilangan, kecurigaan, dan berbagai ketakutan lainnya alih-alih perasaan cinta pada kekasih yang ternyata hanya bentuk pertahanan dari sekian banyaknya rasa takut itu.

Komitmen yang sudah kami pegang teguh sejak awal hubungan, lama kelamaan kehilangan tumpuan hingga goyah tak tentu arah. Dan hubungan itu kemudian menjadi hampa dan berakhir seperti kebanyakan Long Distance Relationship menemui malaikat pencabut nyawanya.

Sobat pria, dimanapun Anda berada, apabila selama ini Anda adalah seorang penganut LDR sejati dalam menjalani sebuah hubungan bersama kekasih Anda, kemungkinan besar Anda tahu persis apa yang membuat hubungan tersebut terasa tidak sehat.

Sekarang mari kita belajar dari pengalaman masa lalu saya sendiri yang telah kandas dan kita kupas bersama, untuk memberikan Anda alasan mengapa Anda tidak perlu berharap banyak dari Long Distance relationship ?

Setidaknya ada dua hal penting yang membahayakan hubungan Anda ketika itu dijalani pada jarak yang jauh.

Pertama, satu hal yang sangat vital yang menjadikan hubungan jarak jauh Anda menjadi mirip dengan tatkala Anda hendak membuat secangkir teh manis namun tidak ada gula yang membuat teh tersebut manis itu, yang terasa hanya rasa tawar, hambar atau mungkin pahit.

Sentuhan, ya, sentuhan fisik! Kita sedang berbicara tentang bagaimana bersatunya lapisan kulit Anda dengan kekasih Anda, seperti gandengan tangan. Baik Anda maupun kekasih Anda membutuhkan sentuhan. Sentuhan antara sepasang kekasih disinyalir mengandung semacam aliran elektris yang membangkitkan rasa dalam menjalin sebuah hubungan. Apapun bentuknya itu, dari mulai sentuhan yang paling ringan hingga yang paling intim bagi yang sudah menikah, Anda bersama kekasih Anda sangat membutuhkan hal tersebut. Sentuhan ini diibaratkan sebuah tombol yang mengaktifkan koneksi keintiman diantara Anda dan kekasih Anda.

Namun, ketika hubungan Anda berada di wadah LDR yang terpisah oleh jarak dan waktu, tombol ini dibiarkan terasing oleh para pemiliknya dan konektivitas secara intim itupun tidak pernah aktif. Coba ingat-ingat ketika Anda berkunjung ke kota dimana kekasih Anda tinggal, lalu saat pertama kali Anda melihatnya, yang Anda lakukan adalah kegiatan sentuhan seperti berpelukan sebagai obat pelepas rasa rindu yang menggebu selama berbulan-bulan tak jumpa. Apa yang Anda rasakan saat berpelukan dengannya? Pasti perasaan senang, bahagia dan sejenisnya sudah tidak bisa tergambar oleh barisan kata-kata lagi. Namun yang terpenting dari sentuhan tersebut adalah rasa keintiman antara Anda dan kekasih Anda itu. Long Distance Relationship tidak memfasilitasi sentuhan secara utuh, intensitasnya yang sangat kurang. Perlu usaha kunjungan untuk melakukan itu, dan tidak setiap saat Anda bisa melakukannya. Belum lagi investasi material yang mengharuskan Anda memiliki pengeluaran lebih.
Mungkin Anda berpikir, sentuhan bisa digantikan dengan komunikasi yang intens, lagipula teknologi sekarang memungkinkan Anda dan kekasih Anda tetap saling dekat di jarak yangjauh. Skype, Yahoo Messenger, Facebook, Blackberry Messenger , dsb tetap menyatukan kita, begitulah Anda berujar. Ya, komukasi dalam perihal berhubungan adalah penting, akan tetapi kita sedang berbicara tentang hal yang jauh berbeda dengan sentuhan. Anda bisa berkomunikasi dengannya secara verbal lewat telepon genggam, BBM (Blackberry Messenger) setiap saat. Atau berkomunikasi secara visual dengan memanfaatkan teknologi webcam. Tapi sayangnya Anda tidak bisa bersentuhan dengannya melalui gadget-gadget semahal apapun dijaman sekarang ini. Lagipula Anda sedang tidak menjalin kasih dengan layar multimedia itu, bukan ? Melainkan dengan wanita yang harus Anda sentuh serta menyentuh Anda juga secara fisik.

Kedua, hal yang menyebabkan hubungan jarak jauh Anda penuh kecamuk seperti yang pernah saya alami adalah insecurity. Insecurity yang saya maksudkan adalah sebuah perasaan tidak aman, dimana kita selalu diliputi rasa takut kekasih Anda berselingkuh dengan pria/wanita lain, takut perasaan sayang yang selama ini ia lantunkan hanya sebatas ucap tanpa makna dan perasaan-perasaan takut lainnya yang menyebabkan Anda merasa selalu tidak aman. Berita buruknya adalah, entah mengapa semakin Anda merasa insecure dengan hubungan yang tengah Anda jalani, semua ketakutan-ketakutan itu malah benar-benar terjadi. Misalkan, Anda mengalami ketakutan berlebih dan berkelanjutan bahwa kekasih Anda berselingkuh menduakan Anda di kota yang jaraknya jauh itu, ternyata benar saja si dia tengah asyik menikmati hari-harinya dengan kekasih barunya itu. Terlepas dari kenyataan benar atau tidaknya kekasih Anda berselingkuh, yang menjadi keprihatinan saya adalah terkurasnya emosi saat Anda merasa insecure.

Berdasarkan pengalaman yang pernah saya alami, hal semcam itulah yang menjadi akar dari kandasnya LDR. Semua orang yang menjalani sebuah relationship adalah normal merasa insecure, namun ketika hal tersebut terpancar secara berlebihan adalah tidak baik. Pertanyaannya, seberapa jarangkah Anda bertengkar hebat saat menjalani Long Distance Relationship hanya karena rasa saling curiga diantara kalian berdua? Percaya deh, hal itu sangat melelahkan. Energi Anda tidak dihabiskan hanya untuk sebuah hubungan jarak jauh saja. Anda harus menyimpan energi Anda untuk hal-hal yang lainnya seperti pekerjaan, dsb.

Saya tidak sedang menakuti atau ingin mencoba mempengaruhi Anda yang tengah menjalani LDR. Jika Anda masih percaya dengan hubungan jarak jauh yang saat ini tengah Anda jalani, lalu kemudian hari ternyata hubungan tersebut berhasil Anda kemudikan ke arah yang Anda inginkan, maka saya ucapkan selamat!

Bagi sebagian orang, hubungan jarak dekat terasa lebih menyenangkan daripada hubungan jarak jauh. Dimana mereka bisa merangkulnya setiap hari, mengecup keningnya setelah menghantarnya pulang, setiap malam. Minimnya rasa insecure terhadap hubungan karena jarak yang tidak jauh.
Begitu juga dengan yang sedang menjalani Long Distance Relationship. Banyak juga kesenangan dan experience plus yang ditawarkan oleh LDR ini. Kenapa saya bilang Plus, karena pengalaman hidup yang satu ini benar-benar akan melatih kita menjadi pribadi yang lebih baik dan juga lebih bisa mengerti orang lain. Untuk sisi positif dari LDR ini sudah saya bahas di notes sebelumnya. Silahkan dibuka-buka kembali.
Menurut pendapat saya : sangat menyenangkan ! Bagaimana dengan Anda ?

Semua pilihan ada di tangan Anda. Apapun itu, selamat menjalani hubungan yang menyenangkan!

In love is better than alone...
Demi kemajuan kita semua segeralah bergabung bersama kami di Fans Page :Broken Heart Survival Guide, untuk mendapatkan materi-materi berkualitas lainnya untuk sebuah infestasi besar dalam hidup Anda.

Indahnya berbagi cerita dan cinta terhadap orang lain seperti Anda.


Salam revolusi cinta

0 Response to "Masih percaya pada kekuatan Long Distance Relationship? (penilaian dari sisi kelemahan LDR terhadap kekuatan chemistry)"

Post a Comment