Menilai sebuah depresi merujuk kepada kesedihan umum (penentuan sikap saat pemikiran tak lagi bisa diharapkan)


Depresi merujuk kepada kesedihan umum, aib yang disebabkan dari kegagalan, atau suatu periode stres dan emosional yang meledak-ledak. Bukan hanya masalah orang dewasa, tetapi juga kalangan muda, biasanya dalam kehidupan percintaan atau kehidupan sosial mereka.
Disini saya tidak hanya akan mengajarkan seputar dunia romansa dan cinta saja. Tapi akan saya tunjukan pula fakta ilmiah yang menjadi dasar saya menulis setiap notes dalam account facebook saya ini.

Dalam dunia percintaan pasti tak akan pernah bisa lepas dari apa yang dinamakan patah hati, dari awal proses adanya cinta itu, proses berjalan dan sampai pada akhir. Dari hal itu pula muncul berbagai macam rasa. Dan pada notes saya kali ini akan mencoba mengulas sedikit materi tentang efek depresi yang timbul pada fase-fase proses pendewasaan diri.
Sebelumnya kita akan samakan persepsi untuk mencoba mendefinisikan secara simple depresi sebagai "suatu keadaan perasaan sedih" tapi juga menambahkan pemahaman definisi kedua yaitu "sakit jiwa atau gangguan psikotik yang ditandai khususnya oleh kesedihan, sikap pasif, kesulitan dalam berpikir dan konsentrasi, peningkatan yang signifikan atau penurunan nafsu makan dan waktu yang dihabiskan untuk tidur, perasaan kecewa dan putus asa, dan kadang-kadang kecenderungan bunuh diri."

Mengawali berbagai macam esensi dalam depresi moderat (menengah), tanda perilaku tindakan dan pembicaraannya normal. Namun sekilas mendengar atau memperhatikan (walau sedikit) isi ucapannya dipengaruhi oleh hal yang berbau dan menjurus pada krisis serta kematian.

Penyebab depresi

Penyebab depresi bisa sangat kompleks, mungkin banyak penyebabnya dan beragam. Faktor biologis, ambivalensi, penolakan orangtua, pelecehan, berpikir negatif, stres kehidupan, kemarahan, dan rasa bersalah adalah salah satu penyebab yang mungkin akan bisa memicu depresi :

-Faktor biologis.

Depresi sering memiliki dasar fisik. Pada tingkat yang paling sederhana, kita tahu bahwa kurang tidur, kurang olah raga, efek samping obat, penyakit fisik, atau diet yang tidak benar semua bisa menciptakan depresi. Biasanya neh, wanita yang paling sering mengalami depresi sebagai bagian dari Sindrom Pramenstruasi Bulanan (SPB) dan beberapa adalah sebagai akibat korban dari depresi postpartum setelah melahirkan. Menurut Mbah google, pengaruh fisik lainnya adalah seperti malfungsi neurokimia, tumor otak, atau gangguan kelenjar, adalah penyebab yang lebih rumit lagi sebagai pemicu depresi.

- Ambivalensi.

Beberapa catatan yang saya miliki menganggap ambivalensi "adalah penyebab yang paling umum dari depresi". Ambivalensi yang diterjemahkan sebagai "rasa terjebak", karena tidak mampu memperbaiki situasi yang sukar untuk ditolerir.
- Penolakan dari orangtua.
Bahwa berdasarkan contoh kasus yang pernah ada, "Dirasakan penolakan dari orang tua adalah berkaitan signifikan dengan kedua depresi dan rendah diri, dengan harga diri yang rendah menunjukkan hubungan yang kuat dengan depresi."

-Penyalahgunaan.

Banyak hal yang bisa kita pelajari dalam hal ini, termasuk menelusuri hubungan yang berkaitan antara depresi dan penyalahgunaan, khususnya fisik dan seksual. Mereka menyimpulkan bahwa "tingkat keparahan dari penyalahgunaan di rumah tangga adalah satu-satunya sumber pemicu yang paling kuat dari nilai harga diri, depresi, dan perilaku negatif dalam korban inses".

-Berpikir negatif.

Kebiasaan mental Seorang anak muda dan cara berpikir juga bisa membuat dia rentan terhadap depresi. Dalam realitanya, bahwa orang-orang dengan kasus depresi menunjukkan pola pikir negatif dalam tiga bidang :

1. Mereka memandang dunia dan pengalaman hidup secara negatif. Hidup dipandang sebagai lanjutan beban, hambatan, dan kekalahan menuju dunia yang sia sia.

2. Orang depresi banyak memiliki pandangan negatif tentang diri mereka sendiri. Mereka merasa kekurangan, tidak memadai, tidak layak diri dan tidak mampu bekerja dengan baik. Hal ini pada gilirannya dapat menyebabkan untuk meyalahkan diri dan mengasihani diri sendiri.

3. Orang-orang ini melihat masa depan dengan cara yang negatif. Ke depan mereka melihat kesulitan, frustrasi, dan putus asa yang tidak henti-hentinya.

-Hidup stres.

Stres sebagai faktor penting dalam depresi. "Ketika seseorang berhadapan dengan peristiwa stres dalam kehidupan yang dirasa berlebihan atau mengancam, satu reaksi yang memungkinkan adalah depresi."

-Kemarahan.

Orang yang tidak belajar atau menemukan cara efektif untuk menangani dan mengekspresikan kemarahan adalah lebih mungkin untuk berjuang mengatasi penyakit depresinya. "Depresi digambarkan sebagai kemarahan yang tertuju ke dalam. Di sebagian besar kasus, kemarahan sangat jelas dalam ekspresi wajah, suara, dan dalam alunan gerak individu penderita. Mereka sering berang, tapi biasanya tidak mengakui sedang marah."

-Rasa bersalah.

"Seseorang merasa bahwa dia telah gagal atau telah melakukan kesalahan, maka rasa bersalah muncul dan bersamaan dengan itu datang pengakuan menyalahkan diri, keputusasaan dan gejala depresi lainnya. Rasa bersalah dan depresi sering terjadi bersamaan, sulit untuk menentukan mana yang terjadi duluan."

Penyebabnya
antara lain :
Efek depresi bisa dibaca seperti membaca katalog penderitaan fisik dan psikologis. Efeknya antara lain pada fisik dan emosional, singkatnya daya konsentrasi/perhatian yang hilang, melamun, reaksi mimik tipuan, mudah menyerah, bunuh diri, perilaku yang cenderung terbawa ke jenjang tahap dewasa nantinya.

-Efek emosional.

Salah satu gejala utama depresi adalah pengaruh kesedihan (atau kemurungan). Penderitadepresi memiliki ekspresi wajah sedih dan tampak tertekan. Dia juga sering menangis atau merasa seperti itu. Matanya menatap ke bawah sedih. Sudut-sudut mulutnya terasa berat. Dahinya berkerut. Tampak lelah, putus asa, dan kesal. Raut mukanya tegang. Sejalan dengan depresi yang berlangsung, ia berangsur-angsur kehilangan minat dalam penampilan pribadinya.

-Rentang perhatian yang pendek/melamun.

Pada depresi ringan, gejala pertama umumnya dilihat dari pendeknya rentang perhatiannya. Ia inginkan untuk berfokus dan dia menjadi semakin melenceng. Ia menemukan dirinya berkhayal terus. Rentang perhatiannya menjadi nyata kelihatan ketika penderita mencoba untuk melakukan tugas. Dia menemukan lebih sulit untuk menjaga pikiranya terfokus. Dan tampaknya bahwa semakin keras dia mencoba, semakin sedikit dia menyelesaikannya. Tentu saja, ini menyebabkan frustrasi, maka pemuda mulai menyalahkan dirinya sendiri bahwa dia "bodoh" atau "dungu".

-Reaksi bertopeng.

Banyak fakta dalam lingkungan kehidupan kita saat ini menunjukkan bahwa pemuda tidak biasanya melakukan secara ekspresif tentang depresi mereka, melainkan melalui penggunaan "topeng."
Disini saya akan mencoba untuk menjelaskan contoh sikap dari "reaksi topeng" sebagai berikut : tindakan agresif dan tiba-tiba marah-marah, perilaku impulsif, termasuk perjudian, minuman, kekerasan, merusak diri, ugal-ugalan, dan masalah seksual.

-Penarikan diri.

Dalam keadaan menyedihkan remaja mungkin akan menarik diri dari rekan-rekannya. Dan untuk membuat hal-hal buruk lagi, ia tidak hanya menghindari teman-temannya, tetapi dapat melepaskan diri dari mereka dengan permusuhan tersebut, dengan cara yang agresif dan tidak menyenangkan dia mengasingkan dari mereka. Akibatnya, penderita menjadi sangat kesepian. Dan karena ia begitu antagonis terhadap sahabat-sahabat pada masa lalu, maka akhirnya dia menemukan dirinya bergaul dengan kalangan kecil yang mungkin menggunakan obat-obatan dan seringkali dalam masalah.
-Perilaku bunuh diri.

Tidak semua orang depresi mencoba bunuh diri akan tetapi banyak juga yang lari dari kehidupan. Bagi penderita lainnya, usaha bunuh diri adalah menangis minta tolong tanpa sadar, kesempatan untuk balas dendam, atau sikap mimik manipulatif yang dirancang untuk mempengaruhi beberapa orang yang dekat secara emosional.

-Kecenderungan depresi pada orang dewasa.

Salah satu efek jangka panjang adalah kecenderungan yang terdokumentasi mengalami episode depresi berlarut. Orang-orang yang tidak berhasil menyelesaikan perjuangan depresinya selama masa remaja-cenderung mengalami depresi berlanjut sebagai penderita dewasa.

Bagaimana cara "Keluar" dari depresi

Kebanyakan penderita sukar "keluar" dari depresinya. Namun konselor, guru, atau orangtua dapat membantu orang depresi dengan cara menggunakan strategi seperti berikut :

-[L] Listening = dengarkan.

Seseorang harus dapat menyalurkan keluar atau dalam beberapa caranya melepaskan perasaan marah, rasa bersalah dan keraguan diri. Perasaan tertekan ini akan memblokir semua upaya untuk suatu gerakan keluar dari penderita depresi.

-[E] Empathy = berempati.

Orang tua, konselor, atau penasihat akan ingin berempati dengan pemuda dari orang yang menderita depresi-untuk mencoba "berjalan" dengan dia.

-[A] Affirm = menegaskan.

Adanya dukungan emosional dan dorongan dari konselor sangatlah penting ketika bekerja dengan pasien depresi. Optimisme konselor yang realistis bahwa ada "cahaya di ujung gelap terowongan depresi" sering sangat mendorong kepada pihak yang dikonseling yang benar-benar merasa putus asa.

-[D]Direct = Mengarahkan.

Kesembuhan untuk Emosi yang Rusak, bisa didapatkan dari saran orang terdekat, mungkin juga Anda bisa menyarankan atau memberi petunjuk kepada seorang depresi :

1. Hindari kesendirian. Paksakan diri bersama orang lain.

2. Mencari bantuan dari orang lain. Beritahu seseorang perasaan Anda. Mintalah seseorang untuk membantu dalam memerangi suasana hati Anda.

3. Menyanyi adalah satu-satunya obat kesembuhan untuk suasana hati. Gunakan musik yang riang untuk mengalihkan suasana hati anda.

4. Memuji dan bersyukur kepada Tuhan

-[E]Enlist = mendaftar.

Seperti banyaknya situasi yang berlainan di mana orang dewasa ingin mempengaruhi orang muda (atau siapa pun), adalah sangat penting untuk meminta tekad dan berpartisipasinya dari para pemuda bagi pemulihan diri mereka sendiri, bukan hanya berkhotbah atau memberitahukan kepada mereka secara satu arah.

-[E]Encourage = mendorong.

Bantu dia memilih hal-hal yang selalu ia ingin lakukan, tetapi tidak pernah punya waktu. Ambillah kegiatan yang tersedia, terlebih jika yang bersifat memakan waktu. Hendaknya pula dalam hal ini dilakukan sebatas kemampuan individu yang bersangkutan. Misalnya berkebun, melukis, fotografi, atau olah raga (seperti berlari atau berenang).

-[R]Refer = merujuk.

Jika ada kemungkinan bahwa orang depresi menunjukkan bahaya bagi dirinya sendiri, ambillah langkah segera untuk intervensi dalam hal ini merujuk ke konselor profesional. Waspadalah indikasi seperti membicarakan tentang bunuh diri, bukti ucapan yang keluar dari "pikirannya" tentang rencana aksi untuk benar-benar ingin membunuh seseorang, perasaan putus asa akan tidak berartinya hidup ini, perasaan bersalah dan tidak berharga, stres, kekhawatiran yang berlebihan tentang penyakit fisik, keasyikan diri dengan penderitaan imsonianya serta kenyamanan semu lainnya.
Demi kemajuan kita semua segeralah bergabung bersama kami di Fans Page : Broken Heart Survival Guide, untuk mendapatkan materi-materi berkualitas lainnya untuk sebuahinfestasi besar dalam hidup Anda.


Indahnya berbagi cerita dan cinta terhadap orang lain seperti Anda.


Salam revolusi cinta

0 Response to "Menilai sebuah depresi merujuk kepada kesedihan umum (penentuan sikap saat pemikiran tak lagi bisa diharapkan)"

Post a Comment