Syndrome mengasihi diri sendiri saat patah hati (penyakit klasik yang tak pernah disadari)


Salah satu kesalahan dalam menghadapi kesulitan adalah mengasihani diri sendiri, membenarkan kelemahan dan kegagalan diri, yang kemudian memanfaatkannya untuk mendapatkan belas kasihan dari orang lain.
Dalam kesempatan kali ini saya akan mengajarkan untuk mengerti dasar sebuah rasa, berdasarkan fakta ilmiah yang menjadi dasar saya menulis setiap notes dalam account facebook saya ini.

Kita menyadari sepenuhnya jika didalam dunia percintaan pasti tak akan pernah bisa lepas dari apa yang dinamakan patah hati, dari awal proses adanya cinta itu, proses berjalan dan sampai pada akhir.
Kita lebih sering mengenal penyakit yang menggerogoti tubuh, tetapi jarang sekali mengenal dan mengerti penyakit yang menggerogoti jiwa, bahkan cenderung untuk meremehkan.

Padahal manusia sesungguhnya terdiri dari badaniah dan batiniah, sehingga bila batiniah mengalami sakit maka secara otomatis akan mengena juga pada badaniah.

Maka tidak mengherankan kalau ada yang mengeluh merasa sakit-sakitan pada tubuh, tetapi diperiksakan ke dokter sama sekali tidak menemukan penyakit sekecil apa pun. Selidik punya selidik, ternyata sakitnya pada jiwa. Salah satunya ialah penyakit mengasihani diri sendiri. Sakit yang demikian tergolong penyakit jiwa sangat mempengaruhi hampir seluruh keberadaan hidup, sebab semangat yang patah akan mengeringkan tulang-tulang. Artinya, ketika perasaan mengasihani diri dibiarkan menyelimuti hidup, maka berarti Anda sudah membuka pintu bagi unsur-unsur penyakit lain menyelusupi ke tubuh Anda.

Pengalaman seorang ibu janda paruh baya, sebut saja namanya Siska, selalu berkeluh kesah menyesali nasibnya: Dulu waktu suamiku masih hidup, aku tidak perlu susah payah bekerja membuat dagangan kue seperti
sekarang. Belum lagi anak laki-lakiku yang semata wayang sudah beranjak dewasa, sekarang tidak lagi menghormati diriku. Keadaan ekonomi morat-marit, aku sering sakit-sakitan, famili dan teman-teman mulai menjauhiku. Mengapa nasibku begitu jelek? Mengapa aku begitu sengsara?
Sepertinya sudah tidak ada lagi masa depan bagiku. Tangis dan air mata sajalah yang mengisi sebagian hari-hari hidupku.
Dalam relungan jiwa yang paling dalam, sesungguhnya aku pedih merasa kasihan terhadap diriku sendiri.
Kesengsaraan ini kan bukan mauku. Mengapa aku harus menerima akibatnya?

> Menambah Masalah.

Apa yang dirasakan Siska, menyebabkan permasalahan hidupnya semakin bertambah. Justru keluh kesahnya menyebabkan kesehatannya semakin menurun, tulang-tulang serasa retak, sulit tidur, kepala sakit, dada berdebar-debar, dan gampang merasa capek. Wajah Siska menjadi pucat, tekanan darah menurun, boleh jadi menyebabkan ia terkena penyakit anemia (kurang darah). Belum lagi keuangan semakin melorot, didesak biaya tak terduga, dihimpit oleh utang yang semakin membesar. Ia dikejar rasa malu dan kegelisahan, menyebabkan cenderung mengurung diri dalam kesendirian, sementara kerabat dan tetangga mulai menjauh darinya. Sampai akhirnya seluruh aspek kehidupan mengalami kemerosotan mendekati titik nol, bahkan akhirnya mengalami gangguan jiwa yang serius.

Sungguh mengerikan ancaman penyakit mengasihi diri sendiri ini, bagaikan musuh yang berkamuflase, masuk dan merusak sendi-sendi tubuh tanpa kita menyadarinya.

Pantas rasa sakitnya tidak sembuh sembuh, bahkan dokter pun sulit mendeteksi jenis penyakitnya. Diperiksa tidak ada penyakit tetapi ternyata sakit.
Demikian kira-kira isi hati Siska dalam keluh kesah atas hidupnya.
Keadaan jiwa dan gerak tubuh orang suka mengasihi diri sendiri, sama persis dengan cara kerja senjata pertahanan seekor pelanduk (sejenis kijang kecil, ukuran badannya satu setengah lebih besar dari kucing).
Ketika seekor pelanduk terancam bahaya maka segera ia akan pura-pura mati, sehingga manusia atau pemanggsa pergi meninggalkannya. Di Kalimatan orang berburu pelanduk, tidak dengan cara menembak tubuhnya, tetapi cukup dengan membuang tembakan keatas, maka pelanduk akan segera seperti pingsan, kemudian tinggal ditangkap dan dipotong.Pengertian atau istilah pelanduk memiliki konotasi negatif, biasanya ditujukan kepada orang-orang yang suka mengakal-akali orang lain. keberadaan mereka hampir tidak ada bedanya dengan seorang pengemis, yang berharap belas kasihan dengan berpura-pura menderita.
Banyak orang memang pandai mencari berbagai alasan untuk membenarkan kelakuannya dalam mengasihani diri sendiri. Yang pasti setiap alasan yang dipunyainya akan bertujuan menjadikan dirinya sebagai korban, tetapi justru hal itulah menjadi bumerang, sehingga tidak mungkin ia dapat menjadi seorang pemenang.

Selain menjadi seorang keras kepala, penipu,tidak produktif dan akan menjadi benalu bagi orang yang mengasihaninya. Akibat lain, kerabat dan sahabat menjauhinya. Lambat laun terbuang dari masyarakat, bahkan sangat mungkin menjadi sampah masyarakat. Bila tidak segera dipulihkan maka sifat mengasihani diri dapat meningkat menjadi semacam profesi mencari nafkah. Kalau sampai pada tahap di mana si penderita merasa bangga atas profesinya, maka keadaan ini memberi peluang menjadi penyakit menular yang menjangkiti banyak generasi muda, di tengah kesulitan zaman.

Sebagaimana kisah nyata mengenai Victor Frankl, yang menerbitkan 30 buah buku terkenal, serta telah meraih 29 gelar doktor kehormatan dari berbagai institusi ilmiah dari berbagai negara. Kisah ini dapat menjadi inspirasi, bagaimana kita mengatasi permasalahan mengasihani diri sendiri.

Jalan Keluar dari Masalah
.
Kita sebagai manusia harus mempunyai sebuah prinsip sederhana, "Mereka boleh mengatur segala sesuatu di luar tubuhku, tetapi tidak dapat mengatur di dalam hatiku". Sikap hati kita sama sekali tidak boleh terpengaruh oleh perlakuan kasar dan siksaan hidup. Bisa dengan selalu bernyanyi untuk mendorong hati kita bersuka cita. Dirinya sendirilah yang mengatur perasaan, hatinya tidak diizinkan terluka di tengah kesedihan mendalam akibat hinaan, tindasan, serta perlakuan keji lain dalam kehidupan kita.

Dengan memilih tetap bersuka cita, dengan begitu kita pasti akan bisa berhasil untuk survive (bertahan). Sebab bagi kita, dalam menjalani hidup mungkin kita tidak dapat memilih apa yang akan terjadi, tetapi tentu dapat memilih bagaimana bersikap menghadapi permasalahan yang terjadi. Seberat apapun masalah, semua pasti memiliki makna. Dengan hal itu kita bisa memperoleh dasar kuat bagi pemikiran psikiatri, Paling sedikit ada beberapa cara yang akan saya sampaikan disini, cara agar tidak tenggelam dalam keputusasaan hidup dan kemudian mengasihani diri sendiri, sehingga terhindar dari sifat pengecut, pecundang, sakit jiwa dansampah masyarakat, adalah sebagai berikut :

1. Pastikan bahwa selalu ada kebaikan dibalik penderitaan apa pun, karena rancangan Tuhan bagi manusia ciptaan-Nya, bukanlah rancangan kecelakaan, tetapi rancangan untukmasa depan penuh harapan.

2. Jangan tenggelam dalam penyesalan dan menyalahkan diri sendiri, sebab siapapun didunia ini pasti berbuat kesalahan. Namun berhenti menyesal karena penyesalan tidak menyelesaikan masalah, lalu perbaiki kesalahan dan maju lagi dengan bersemangat. Selama matahari masih terbit di ufuk timur, berarti masih ada kesempatan lagi untuk memperbaiki kesalahan hingga menjadi pemenang.

3. Jangan biarkan ketakutan menghantui perasaan, tetapi kuasailah ketakutan dengan ketenangan dan percaya pada Tuhan bahwa tidak ada pencobaan melampaui kekuatan manusia.

4. Berusaha untuk bernyanyi dengan lagu lagu nostalgia bernada gembira, lebih baik lagi bila dapat bernyanyi lagu-lagu rohani, senyum dan tertawalah sambil mengingat waktu indah dan lucu di masa lalu.

5. Berpikir positif, walau kenyataan yang dialami semakin tidak membaik. Ketahuilah di balik awan yang pekat ada hujan dan di balik hujan selalu ada mentari. Tanpa awan tidak ada hujan, tanpa hujan tidak ada kesuburan, tanpa kesuburan tidak ada berkat.

6. Jangan kalah terhadap kejahatan, tetapi kalahkan kejahatan dengan kebaikan dan kebenaran. Bukan salah atau benar, tetapi tergantung respons yang harus benar.

7. Jangan berhenti atau putus asa mencari solusi, sebab akal manusia memiliki potensi untuk sanggup memecahkan persolan serumit apa pun. Ingatlah bahwa manusia diciptakan segambar dan serupa dengan Sang Pencipta.

8. Biasakanlah untuk saling menguatkan, jauhkan tabiat suka menyalahkan. Sebab apabila dua orang sepakat maka doa meminta pertolongan akan dikabulkan.

9. Pertahankan kerukunan dalam keluarga, karena keluarga adalah benteng pertahanan. Walau ada persolaan besar di luar rumah, hendaknya di dalam rumah ada damai dan keharmonisan, maka semuanya dapat teratasi.

10. Memeriksa diri (introspeksi) di hadapan Yang Maha Kuasa, kalau-kalau ada pelanggaran yang mengakibatkan ganjaran.

11. Belajar untuk malu pada semut, yang rajin bekerja mengumpulkan makanan di sarangnya. Tidak putus asa ketika makanan yang digendong lebih besar dari tubuhnya.
John Keats seorang penyair Inggris aliran Romantisisme mengatakan, jangan pernah patah semangat karena kegagalan, bisa jadi ini merupakan pengalaman yang positif. Kegagalan adalah bermakna untuk jalan menuju keberhasilan. Kesalahan akan membuat kita berusaha mencari yang benar, dan setiap pengalaman akan menunjukkan pada kita bentuk-bentuk kesalahan, sehingga akan berusaha menghindarinya.
Demi kemajuan kita semua segeralah bergabung bersama kami di Fans Page :Broken Heart Survival Guide, untuk mendapatkan materi-materi berkualitas lainnya untuk sebuah infestasi besar dalam hidup Anda.

Indahnya berbagi cerita dan cinta terhadap orang lain seperti Anda.


Salam revolusi cinta

0 Response to "Syndrome mengasihi diri sendiri saat patah hati (penyakit klasik yang tak pernah disadari)"

Post a Comment